Hari
itu Selasa 26 Januari 2016, saya melihat sesuatu yang sangat mengharukan
sekaligus membanggakan.
Desa Datar Batung, Kec. Batang Alai
Timur, Kab. Hulu Sungai Tengah, Prov. Kalimantan Selatan, ± 55 km dari pusat
kota Barabai, Datar yang bermakna dataran dan Batung yang bermakna Bambu/Paring
yang dulunya banyak terdapat di sana, yang sekarang menjadi nama Desa Datar
Batung.
Disana terdapat satu sekolah SD
Negeri yang bernama SDN Datar Batung sesuai nama desa di sana, jarak tempuh
menuju desa Datar Batung memang tidak terlalu jauh jika kita perhitungkan dari
pusat Kota Barabai, tapi percayakah kalian untuk menuju desa Datar Batung
membutuhkan waktu tempuh lebih dari 3 jam perjalanan, bahkan jauh lebih lama
jika cuaca tidak memungkinkan, apabila hujan secara otomatis seluruh akses
jalan tidak dapat dilalui, hal ini dikarenakan akses jalan menuju desa Datar
Batung yang sulit untuk dilalui, jika kita ingin menuju desa Datar Batung
seperti yang saya katakana di atas kita akan menempuh jarak ±55 km dari pusat
kota Barabai. Dari kota Barabai kita akan menuju desa Birayang terlebih dahulu,
kemudian menuju desa Batutangga dan terakhir desa Natih, setelah itu ±15 km
kita akan menempuh perjalanan tanpa aspal sama sekali dengan akses jalan yang
cukup bahkan sangat sulit untuk dilalui, membutuhkan keahlian dan tenaga ekstra
untuk dapat menembus jalan tersebut hingga sampai di desa Datar Batung.
Disana saya melihat sesuatu yang
istimewa yang tidak pernah saya lihat sebelumnya, saya juga merasakan satu
semangat yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya, suatu kebanggaan memiliki
putra-putri calon penerus Bangsa seperti mereka, mereka tinggal di kaki
pegunungan meratus, mereka tidak kenal apa itu listrik, apa itu gadget, apa itu
mall, bahkan melihat yang namanya kota mereka belum pernah, tapi mereka punya
sesuatu yang lebih berharga daripada sebongkah berlian sekalipun.
Ada 2 hal yang membuatku TERTAMPAR
di sana :
1. Semangat
belajar mereka, dengan keterbatasan fasilitas, sulitnya akses, seragam tak
layak pakai bahkan tanpa seragam sekalipun mereka tetap memiliki semangat yang
sangat besar untuk menuntut ilmu, boro-boro mereka memakai sepatu, punya
sepasang sandal saja sudah luar biasa, bahkan masih banyak yang bertelanjang
kaki dengan semangat melangkahkan kaki mereka menuju sekolah.
Apa
kabar kalian yang di perkotaan ……????
2. Cinta
tanah air mereka, mereka punya cara tersendiri mencintai Negeri ini yang sampai
saat ini tak pernah dapat saya gambarkan dengan tulisan. Jujur saya terharu
mendengar mereka menyanyikan lagu ini KLIK DISINI
Sekarang
bagaimana dengan saya, anda, dan kalian, kita memiliki akses dan fasilitas
lengkap bahkan tersedia dimana saja, tapi sayangnya masih banyak yang tidak
memanfaatkan dengan baik, begitu lucunya Negeri ini, di perkotaan dengan begitu
lengkap dan mewahnya sebuah fasilitas pendidikan akan tetapi kurang
dimanfaatkan oleh putra-putrinya, sebaliknya mereka yang berada di pedalaman
yang sangat minim fasilitas untuk pendidikan, namun memiliki semangat yang
bertumpah ruah untuk memanfaatkan fasilitas yang ada. Apakah kita harus
bertukar tempat dengan mereka…..??? kita renungkan sama-sama apakah kita masih
bisa disebut pantas berada di posisi ini.
*Mohon
maaf jika tulisan di atas terdapat kekeliruan, tulisan di atas tidak bermaksud
menyinggung pihak manapun
Tidak lupa kami berikan penghargaan yang
setinggi-tingginya untuk para Guru Pengajar SDN Datar Batung atas pengabdian
yang luar biasa terhadap Negeri ini.
Dan tidak lupa kami berikan juga penghargaan yang
setinggi-tingginya pula untuk para pendiri SERAGAM SEMANGAT : Anita, S (Pendiri),
Bhima SP (Pendiri), Saddam H (Pendiri), M.Zikrur (Pendiri) dan Peserta/Wakil
pendistribusian langsung Seragam Semangat (Amin/Juplek, Iky Lana)
Serta ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya
atas donasi yang diberikan oleh seluruh Donatur se-Indonesia yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu.
Terima kasih atas donasinya
Sekarang kami punya seragam baru
J
J
J
J
Belum ada tanggapan untuk "Putra Putri Kaki Langit"
Post a Comment