Angka kematian ibu dan bayi saat ini
masih sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai factor, salah satu
diantaranya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
reproduksi. Aborsi adalah penyumbang angka kematian ibu dan bayi yang cukup
besar.
Pelaku aborsi ternyata bukan saja
wanita yang sudah menikah tetapi tidak menginginkan anak, melainkan wanita yang
belum menikah pun banyak yang melakukannya. Bahkan yang sangat memprihatinkan,
hampir sebagian besar wanita yang melakukan aborsi adalah berasal dari kalangan
remaja yang masih duduk di bangku sekolah atau kuliah.
Perilaku remaja yang demikian
disebabkan karena beberapa faktor. Kurangnya pendidikan tentang kesehatan
reproduksi dan bahaya free sex merupakan factor pemicu terbesar. Semakin
canggihnya tekhnologi juga banyak disalahgunakan sebagai media untuk memicu
terjadinya sex bebas di kalangan remaja.
Sebagai praktisi kesehatan khususnya
sebagai bidan yang juga bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksi remaja,
maka seharusnya kita ikut menekan angka sex bebas pada remaja. Melalui
penyuluhan-penyuluhan yang dutujukan kepada remaja, diharapkan mereka dapat
semakin mengerti dan memahami bahwa free sex hanya akan membawa akibat negative
bagi diri mereka. Dengan demikian diharapkan angka aborsi akan mengalami
penurunan dan angka kematian ibu dan bayi pun akan menurun.
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya
setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan
oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali
dan kata produksI yang artinya membuat atau menghasilkan.Jadi istilah
reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan
keturunan demi kelestarian hidupnya.Sedangkan yang disebut organ reproduksi
adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
Remaja dalam perkembangannya memerlukan lingkungan adaptip
yang menciptakan kondisi yang nyaman untuk bertanya dan membentuk karakter
bertanggung jawab terhadap dirinya. Ada kesan pada remaja, seks itu
menyenangkan, puncak rasa kecintaan, yang serba membahagiakan sehingga tidak
perlu ditakutkan. Berkembang pula opini seks adalah sesuatu yang menarik dan
perlu dicoba (sexpectation).Terlebih lagi ketika remaja tumbuh dalam lingkungan
mal-adaptif, akan mendorong terciptanya perilaku amoral yang merusak masa depan
remaja. Dampak pergaulan bebas mengantarkan pada kegiatan menyimpang seperti seks
bebas, tindak kriminal termasuk aborsi, narkoba, serta berkembangnya penyakit
menular seksual (PMS).
Beberapa penelitian menunjukkan, remaja putra maupun putri
pernah berhubungan seksual. Di antara mereka yang kemudian hamil pranikah
mengaku taat beribadah. Penelitian di Jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3
persen remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di
Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang datang di suatu klinik untuk
mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof. Wimpie, induksi
haid adalah nama lain untuk aborsi.
Sebagai catatan, kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi
yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya remaja,” kata Guru Besar
FK Universitas Udayana, Bali ini.Penelitian di Bandung tahun 1991 menunjukkan
dari pelajar SMP, 10,53 persen pernah melakukan ciuman bibir, 5,6 persen
melakukan ciuman dalam, dan 3,86 persen pernah berhubungan seksual. Dari aspek
medis, menurut Dr. Budi Martino L., SPOG, seks bebas memiliki banyak konsekwensi
misalnya, penyakit menular seksual,(PMS), selain juga infeksi, infertilitas dan
kanker. Tidak heranlah makin banyak kasus kehamilan pranikah, pengguguran
kandungan, dan penyakit kelamin maupun penyakit menular seksual di kalangan
remaja (termasuk HIV/AIDS).
Di Denpasar sendiri, menurut guru besar Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana, per November 2007, 441 wanita dari 4.041 orang dengan
HIV/AIDS. Dari 441 wanita penderita HIV/AIDS ini terdiri dari pemakai narkoba
suntik 33 orang, 120 pekerja seksual, 228 orang dari keluarga baik. Karena
keadaan wanita penderita HIV/AIDS mengalami penurunan sistem kekebelan tubuh
menyebabkan 20 kasus HIV/AIDS menyerang anak dan bayi yang dilahirkannya.
Tindakan remaja yang seringkali tanpa kendali menyebabkan
bertambah panjangnya problem sosial yang dialaminya. Menurut WHO, di seluruh
dunia, setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta ibu yang tidak menginginkan
kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan 500.000 ibu mengalami
kematian oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30-50 % diantaranya meninggal
akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan 90 % terjadi di negara berkembang
termasuk Indonesia.
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar
ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi.
Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah
tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya
dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk
mengatasi kejenuhan.
Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko
yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah
yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan
beresiko kemandulan bahkan kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks
bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun
penyakit menular seksual lainnya.
Pada orang yang telah menikah, seks bebas dilakukan karena
mereka mungkin hanya sekedar having fun. Biasanya mereka melakukan
perselingkuhan denga orang lain yang bukan pasangan resminya, bahkan ada juga
pasangan suami istri yang mencari orang ketiga sebagai variasi seks mereka. Ada
juga yang bertukar pasangan. Semua kelakuan diatas dapat dikategorikan seks
bebas dan para pelakunya sangat berisiko terinfeksi virus HIV.
Remaja
dan Free Sex
Sudah menjadi maklum, remaja memang sosok yang sangat
menarik untuk diperbincangkan. Kenapa?. Remaja masa pencarian jati diri yang
mendorongnya mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, ingin tampil menonjol,
dan diakui eksistensinya. Namun disisi lain remaja mengalami ketidakstabilan
emosi sehingga mudah dipengaruhi teman dan mengutamakan solidaritas kelompok.
Diusia remaja, akibat pengaruh hormonal, juga mengalami perubahan fisik yang
cepat dan mendadak.
Perubahan ini ditunjukkan dari perkembangan organ seksual
menuju kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ genetalia sekunder. Hal ini
menjadikan remaja sangat dekat dengan permasalahan seputar seksual. Namun
terbatasnya bekal yang dimiliki menjadikan remaja memang masih memerlukan
perhatian dan pengarahan.
Ketidakpekaan orang tua dan pendidik terhadap kondisi remaja
menyebabkan remaja sering terjatuh pada kegiatan tuna sosial. Ditambah lagi keengganan
dan kecanggungan remaja untuk bertanya pada orang yang tepat semakin menguatkan
alasan kenapa remaja sering bersikap tidak tepat terhadap organ reproduksinya.
Data menunjukkan dari remaja usia 12-18 tahun, 16% mendapat informasi seputar
seks dari teman, 35% dari film porno, dan hanya 5% dari orang tua.
Dampak
Seks Bebas terhadap Kesehatan Fisik dan Psikologis Remaja
Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas masih sangat
rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya
angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus
aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan remaja. Di Amerika, 1 dari 2
pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2 anak hasil perzinahan, 75 % gadis
mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan
pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil perzinahan, 1 dari 3 kehamilan
berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996 penyakit syphillis meningkat
hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe meningkat 170% dalam jangka waktu
satu tahun. Di negara liberal, pelacuran, homoseksual/ lesbian, incest, orgy,
bistiability, merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi industri yang
menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar dan disyahkan oleh undang-undang.
Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi
pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan
oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan terhadap
keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak profesional
(unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka
pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai
kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya
infertilitas. Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri,
perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak
yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap
masyarakat.
HIV
berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung
virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan
keringat, air liur, air mata dan lain-lain. Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu
gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor :
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala Minor :
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang
manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Kata penyakit menular seksual
semakin banyak digunakan, karena memiliki cakupan pada arti' orang yang mungkin
terinfeksi, dan mungkin mengeinfeksi orang lain dengan tanda-tanda kemunculan
penyakit. Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum suntik
dan juga kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual telah
diketahui selama ratusan tahun.
Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Rasa
bersalah, marah, sedih, sesal, malu, kesepian, tidak punya
bantuan, bingung, stres, benci diri sendiri, benci orang yang terlibat, takut yang
tidak jelas, insomnia, kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak punya
pengharapan, cemas, tidak memaafkan diri sendiri, takut hukuman tuhan, mimpi
buruk, merasa hampa, halusinasi.
Faktor
Penyebab terjadinya seks bebas dikalangan remaja
- Kurangnya kasih sayang dari orang tua
Banyak
para remaja yang terjerumus pada kenakalan remaja karena kurangnya ksih sayang
dari orang tua mereka. Banyak orang tua yang terlalu memikirkan pekerjaan
mereka dari pada memikirkan keadaan anak-anak mereka. Sehingga seorang anak
merasakan tekanan psikologis pada diri mereka. Meraka tidak tahu harus berbagi
cerita dengan siapa, sehingga saat ada maslah sering terjerumus dengan hasutan
teman-teman mereka.
- Kurangnya pengawasaan dari orang tua mereka
Sibuknya
orang tua dengan pekerjaan membuat kurangnya pengawasan pada anak-anak mereka.
Sehingga banyak anak-anak sering keluyuran dan bermainan dengan teman-teman
mereka setelah pulang sekolah. Apalagi saat ini perkembangan teknologi semakin
maju. Banyak anak-anak salah persepsi tentang penggunaan komputer maupun
handpone dengan cara yang negatif. Misalnya : menonton gambar-gambar porno atau
video porno yang ada.
- Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya
Usia
remaja merupakn usia produktif dan sudah mulai mengenal yang namanya saling
menyukai lawan jenis. Pergaulan yang salah bisa membuat mereka melakukan hal
yang senonoh yang tidak seharusnya mereka lakukan. Misal : sehabis menonton
video porno, mereka mempunyai hasrat hawa nafsu yang mendalam dan pengen
melampiaskan kepada lawan jenis mereka sehingga timbul perkosaan ataupun
hubungan sexsual diluar nikah. Ada juga yang terjerumus dengan minum-minuman
keras maupun sampai kenarkoba.
- Tidak adanya bimbingan kepribadian yang baik
Sibuknya
orang tua membuat kurangnya perhatian bagi seorang anak dan kurrang bimbingan
yang baik. Banyak anak-anak yang menyalahgunakan kepercayaan orang tua mereka
dan terjerumus pada kenakaln remaja. Kurangnya dasar-dasar agama juga membuat
mereka melakukan tindakan yang negatif karena tidak tahunya pengetahuan agama
dalam diri mereka
Cara
remaja bersikap
Hubungan seks di luar pernikahan menunjukkan tidak adanya
rasa tanggung jawab dan memunculkan rentetan persoalan baru yang menyebabkan
gangguan fisik dan psikososial manusia. Bahaya tindakan aborsi, menyebarnya
penyakit menular seksual, rusaknya institusi pernikahan, serta ketidakjelasan
garis keturunan. Kehidupan keluarga yang diwarnai nilai sekuleristik dan
kebebasan hanya akan merusak tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang terjauh
dari sendi-sendi agama.
Sebagaimana apa yang diperingatkan Alloh dalam surat An-Nur:
21: ”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syetan. Barang siapa yang mengikuti langkah syetan, maka sesungguhnya dia
(syetan) menyuruh perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia
Alloh dan Rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun diantara kamu bersih
dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Alloh membersihkan
siapa yang dikehendaki... (An-nuur (24):21)
Aktifitas seksual pada dasarnya adalah bagian dari naluri
yang pemenuhannya sangat dipengaruhi stimulus dari luar tubuh manusia dan alam
berfikirnya. Meminimalkan hal-hal yang merangsang, mengekang ledakan nafsu dan
menguasainya. Masa remaja memang sangat memperhatikan masalah seksual. Banyak
remaja yang menyukai bacaan porno, melihat film-film porno. Semakin bertambah
jika mereka berhadapan dengan rangsangan seks seperti suara, pembicaran,
tulisan, foto, sentuhan, dan lainnya. Hal ini akan mendorong remaja terjebak
dengan kegiatan seks yang haram.
Perawatan organ reproduksi tidak identik dengan pemanfaatan
tanpa kendali. Sistem organ reproduksi dalam pertumbuhannya sebagaimana organ
lainnya, memerlukan masa tertentu yang berkesinambungan sehingga mencapai
petumbuhan maksimal. Disinilah letak pentingnya pendampingan orang tua dan
pendidik untuk memberi pemahaman yang benar tentang pertumbuhan organ
reproduksi. Pemahaman remaja berkaitan dengan organ reproduksinya tentunya
ditanamkan sesuai dengan kadar kemampuan logika dan umur mereka. Dengan
demikian remaja tidak akan cemas ketika menghadapi peristiwa haid pertama,
melewati masa premenstrual syndrome dengan aman, memahami hukum fiqh terkait
dengan haid serta peristiwa lain yang mengiringi masa pubertas remaja. Remaja juga harus bisa menjaga diri (isti’faaf). Hal ini
mampu dilakukan pada remaja yang mempunyai kejelasan konsep hidup dalam
menjalani hidupnya. Orang tua sejak usia dini harus menanamkan dasar yang kuat
pada diri anak bahwa Alloh menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Jika
konsep hidup yang benar telah tertanam maka remaja akan memahami jati dirinya,
menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya, mengerti hubungan dirinya dengan
lingkungaanya. Kualitas akhlak akan terus terpupuk dengan memahami batas-batas
nilai, komitmen dengan tanggung jawab bersama dalam masyarakat.
Remaja akan
merasa damai di rumah yang terbangun dari keterbukaan, cinta kasih, saling
memahami di antara sesama keluarga. Pengawasan dan bimbingan dari orang tua dan
pendidik akan menghindarkan dari pergaulan bebas, komitmen terhadap aturan
Allah baik dalam aurot (pakaian), pergaulan antar lawan jenis, menghindari
ikhtilath dan sebagainya.
Pencegahan untuk menanggulangi seks bebas
Bagi orang tua lebih memperhatikan
pergaulan pada anaknya, tetapi tidak terlalu mengekang anak untuk bermain
dengan teman sebayanya karena malah membuat psikologi seorang anak menjadi
tertekan. Sebagian besar orangtua di jaman sekarang sangat sibuk mencari
nafkah. Mereka sudah tidak mempunyai banyak kesempatan untuk dapat
mengikuti terus kemana pun anak-anaknya pergi. Padahal, kenakalan remaja banyak
bersumber dari pergaulan.
Oleh karena itu, orangtua hendaknya
dapat memberikan inti pendidikan kepada para remaja. Inti pendidikan adalah
sebuah pedoman dasar pergaulan yang singkat, padat, dan mudah di ingat secara
mudah. Dengan memberikan inti pendidikan ini, kemana saja anak pergi ia akan
selalu ingat pesan orangtua dan dapat menjaga dirinya sendiri. Anak menjadi
mandiri dan dapat dipercaya, karena dirinya sendirinyalah yang akan
mengendalikan dirinya sendiri. Selama seseorang masih memerlukan pihak lain
untuk mengendalikan dirinya sendiri, selama itu pula ia akan berpotensi
melanggar peraturan bila si pengendali tidak berada di dekatnya.
Belum ada tanggapan untuk "PERGAULAN BEBAS DIKALANGAN REMAJA DAN MAHASISWA DIANGGAP LUMRAH"
Post a Comment