KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat illahi robi Allah SWT, Shalawat beserta salam semoga tercurah
limpahkan kepada junjunan alam Habibana Wanabiyana Muhammad SAW.
Berkat
rahmat dan karunia saya dapat menyusun dan menyekesaikan SAP ini dengan judul
‘SEKS BEBAS’
Adapun isi
dari SAP ini dikatakan sempurna ,bahkan saya menyadari masih banyak kekurangan
yang terdapat pada makalah ini.
Maka dari
itu saya mohon maaf atas kekurangan saya ini,harap maklum karena kami masih
dalam tahap belajar. Selain itu kami senantiasa terbuka untuk menerima masukan
guna penyempurnaan makalah di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan
SAP ini bermanfaat bagi kita semua.
Martapura, november 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
(SAP) SEKS BEBAS
KATA PENGATAR…………………………………………………... 1
DAFTAR ISI………………………………………………………….. 2
PENGANTAR…………………………………………………………… 3
A.
Latar belakang………………………………………………………… 4
B.
Tujuan Manfaat
………………………………………………………. 4
C.
Materi…………………………………………………………………. 5
D.
Materi…………………………………………………………………. 5
E.
Kegiatan penyuluhan………………………………………………….. 5
LAMPIRAN
MATERI……………………………………………….. 8
1. Pengertian Remaja dan
Reproduksi…………………………………... 8
2. Potret Remaja…………………………………………………………. 8
3. Pengertian Free
Sex…………………………………………………… 9
4. Remaja dan Free
Sex………………………………………………….. 9
5. Dampak Seks Bebas terhadap Kesehatan
Fisik, Psikologis Remaja….. 10
6. Faktor Penyebab terjadinya seks
bebas dikalangan remaja…………… 14
7. Cara remaja
bersikap………………………………………………….. 15
8. Pencegahan untuk menanggulangi seks
bebas………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 17
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
Mata kuliah : promosi kesehatan
Topik : Kenakalan Pada Remaja
Sub topic : Free sex ( seks bebas )
Sasaran : Remaja
Hari/tanggal :-
Jam :-
Waktu :-
Tempat :-
A. Latar
belakang
Angka kematian ibu dan bayi saat ini
masih sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai factor, salah satu
diantaranya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
reproduksi. Aborsi adalah penyumbang angka kematian ibu dan bayi yang cukup
besar.
Pelaku aborsi ternyata bukan saja
wanita yang sudah menikah tetapi tidak menginginkan anak, melainkan wanita yang
belum menikah pun banyak yang melakukannya. Bahkan yang sangat memprihatinkan,
hampir sebagian besar wanita yang melakukan aborsi adalah berasal dari kalangan
remaja yang masih duduk di bangku sekolah atau kuliah.
Perilaku remaja yang demikian
disebabkan karena beberapa factor. Kurangnya pendidikan tentang kesehatan
reproduksi dan bahaya free sex merupakan factor pemicu terbesar. Semakin
canggihnya tekhnologi juga banyak disalahgunakan sebagai media untuk memicu
terjadinya sex bebas di kalangan remaja.
Sebagai praktisi kesehatan khususnya
sebagai bidan yang juga bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksi remaja,
maka seharusnya kita ikut menekan angka sex bebas pada remaja. Melalui
penyuluhan-penyuluhan yang dutujukan kepada remaja, diharapkan mereka dapat
semakin mengerti dan memahami bahwa free sex hanya akan membawa akibat negative
bagi diri mereka. Dengan demikian diharapkan angka aborsi akan mengalami
penurunan dan angka kematian ibu dan bayi pun akan menurun.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum ( THU )
Setelah
diadakan penyuluhan tentang free sex pada remaja, diharapkan dapat mencegah
terjadinya free sex pada remaja.
2. Tujuan instruksional khusus ( TIK )
Setelah dilakukan penyuluhan tentang
free sex pada remaja, diharapkan dapat:
1. Mengurangi angka kematian pada ibu dan anak.
2. Menekan angka aborsi pada remaja.
3. Mencegah terjadinya PMS.
4. Menekan terjadinya pernikahan di usia dini.
C. Manfaat
1.
Remaja dapat mengetahui tentang bahaya free sex.
2. Remaja dapat mengetahui tentang dampak free seks
3. Remaja dapat mengetahui tentang cara penanaggulangan free seks
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
penyuluhan
1. Topik kegiatan
Penyuluhan tentang cara mengatasi free seks pada kalangan
remaja.
2. Sasaran
Remaja dengan usia produktif dari 14 th <
3. Metode
a.
Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media dan alat
a.
Laptop
b. LCD
c.
Microphone
d. Leaflet
5. Tempat
Sekolah SMA ……………
6. Waktu
Hari : -
Tanggal : -
Jam : -
7. Pengorganisasian
Penyaji :
Muhammad Rizki maulana
8. Susunan acara
NO
|
WAKTU
|
Kegiatan
Penyuluhan
|
Kegiatan
Peserta
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan
:
·
Memberi salam
·
Menjelaskan tujuan pembelajaran
|
·
Menjawab salam
·
Mendengarkan dan memperhatikan
|
2.
|
20 menit
|
Pelaksanaan
:
·
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur
Materi :
1.
pengertian remaja dan reproduksi?
2.potret remaja ?
3. pengertian free sex ?
4. remaja dan free sex
5.
Dampak Seks Bebas terhadap Kesehatan Fisik dan Psikologis Remaja ?
6. bagaimana free sex di kalangan remaja bisa terjadi ?
7. bagaimana free sex di kalangan remaja bisa terjadi ?
8. Bagaiamana Remaja Bersikap?
|
·
Menyimak dan mendengarkan
|
3.
|
15
menit
|
Evaluasi
:
1.Menggali
pengetahuan remaja tentang pergaulan bebas.
2.Menggali
pengetahuan remaja tentang bagaimana cara membentengi diri dalam menghadapi
pergaulan yang semakin bebas.
|
·
Bertanya dan menjawab pertanyaan
|
4.
|
5
menit
|
Penutup
:
·
Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam
|
·
Menjawab salam
|
9. EVALUASI
a.
Evaluasi
struktur
1) Peran dan tugas mahasiswa sesuai
dengan perencanaan
2) Jumlah audiens yang hadir saat
penyuluhan sesuai dengan perencanaan.
3) Tempat dan alat sesuai perencanaan.
b. Evaluasi proses
1) Peserta aktif dalam kegiatan
penyuluhan
2) Peserta mengikuti penyuluhan dari
awal sampai akhir
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.
c.
Evaluasi
hasil
1) Mampu menyebutkan apa pengertian
dari free seks atau seks bebas
2) Mampu menyebutkan apa dampak dari
seks bebas
3) Mengetahui bagaiman cara mengatasi
perilaku seks bebas diklangan remaja.
LAMPIRAN MATERI
1. .Pengertian remaja dan reproduksi
Remaja didefinisikan sebagai masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa.Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya
setempat.Menurut
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24
tahun.Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan
oleh
Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak
Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Istilah reproduksi berasal dari kata
re yang artinya kembali dan kata produksI yang artinya membuat atau
menghasilkan.Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan
manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.Sedangkan yang
disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi
manusia.
2. Potret remaja
Remaja dalam perkembangannya
memerlukan lingkungan adaptip yang menciptakan kondisi yang nyaman untuk
bertanya dan membentuk karakter bertanggung jawab terhadap dirinya. Ada kesan
pada remaja, seks itu menyenangkan, puncak rasa kecintaan, yang serba
membahagiakan sehingga tidak perlu ditakutkan. Berkembang pula opini seks
adalah sesuatu yang menarik dan perlu dicoba (sexpectation).Terlebih lagi
ketika remaja tumbuh dalam lingkungan mal-adaptif, akan mendorong terciptanya
perilaku amoral yang merusak masa depan remaja. Dampak pergaulan bebas
mengantarkan pada kegiatan menyimpang seperti seks bebas, tindak kriminal
termasuk aborsi, narkoba, serta berkembangnya penyakit menular seksual (PMS).
Beberapa penelitian menunjukkan,
remaja putra maupun putri pernah berhubungan seksual. Di antara mereka yang
kemudian hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di Jakarta tahun
1984 menunjukkan 57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat
beribadah. Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang
datang di suatu klinik untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun.
Menurut Prof. Wimpie, induksi haid adalah nama lain untuk aborsi.
Sebagai catatan, kejadian aborsi di
Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya
remaja,” kata Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali ini.Penelitian di Bandung
tahun 1991 menunjukkan dari pelajar SMP, 10,53 persen pernah melakukan ciuman
bibir, 5,6 persen melakukan ciuman dalam, dan 3,86 persen pernah berhubungan
seksual. Dari aspek medis, menurut Dr. Budi Martino L., SPOG, seks bebas
memiliki banyak konsekwensi misalnya, penyakit menular seksual,(PMS), selain
juga infeksi, infertilitas dan kanker. Tidak heranlah makin banyak kasus
kehamilan pranikah, pengguguran kandungan, dan penyakit kelamin maupun penyakit
menular seksual di kalangan remaja (termasuk HIV/AIDS).
Di Denpasar sendiri, menurut guru
besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, per November 2007, 441 wanita
dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS. Dari 441 wanita penderita HIV/AIDS ini
terdiri dari pemakai narkoba suntik 33 orang, 120 pekerja seksual, 228 orang
dari keluarga baik. Karena keadaan wanita penderita HIV/AIDS mengalami
penurunan sistem kekebelan tubuh menyebabkan 20 kasus HIV/AIDS menyerang anak
dan bayi yang dilahirkannya.
Tindakan remaja yang seringkali
tanpa kendali menyebabkan bertambah panjangnya problem sosial yang dialaminya.
Menurut WHO, di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta ibu
yang tidak menginginkan kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan
500.000 ibu mengalami kematian oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30-50 %
diantaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan 90 %
terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.
3. Pengertian free sex
Seks bebas adalah hubungan seksual
yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia
prostitusi.
Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah
tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya
dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk
mengatasi kejenuhan.
Seks bebas sangat tidak layak
dilakukan mengingat resiko yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan
mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi
itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan kematian. Selain itu
tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang
menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya.
Pada orang yang telah menikah, seks
bebas dilakukan karena mereka mungkin hanya sekedar having fun. Biasanya mereka
melakukan perselingkuhan denga orang lain yang bukan pasangan resminya, bahkan
ada juga pasangan suami istri yang mencari orang ketiga sebagai variasi seks
mereka. Ada juga yang bertukar pasangan. Semua kelakuan diatas dapat
dikategorikan seks bebas dan para pelakunya sangat berisiko terinfeksi virus
HIV.
4. remaja dan free sex
Sudah menjadi maklum, remaja memang
sosok yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Kenapa?. Remaja masa pencarian
jati diri yang mendorongnya mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, ingin
tampil menonjol, dan diakui eksistensinya. Namun disisi lain remaja mengalami
ketidakstabilan emosi sehingga mudah dipengaruhi teman dan mengutamakan
solidaritas kelompok. Diusia remaja, akibat pengaruh hormonal, juga mengalami
perubahan fisik yang cepat dan mendadak.
Perubahan ini ditunjukkan dari
perkembangan organ seksual menuju kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ
genetalia sekunder. Hal ini menjadikan remaja sangat dekat dengan permasalahan
seputar seksual. Namun terbatasnya bekal yang dimiliki menjadikan remaja memang
masih memerlukan perhatian dan pengarahan.
Ketidakpekaan orang tua dan pendidik
terhadap kondisi remaja menyebabkan remaja sering terjatuh pada kegiatan tuna
sosial. Ditambah lagi keengganan dan kecanggungan remaja untuk bertanya pada
orang yang tepat semakin menguatkan alasan kenapa remaja sering bersikap tidak
tepat terhadap organ reproduksinya. Data menunjukkan dari remaja usia 12-18
tahun, 16% mendapat informasi seputar seks dari teman, 35% dari film porno, dan
hanya 5% dari orang tua.
5. Dampak Seks Bebas terhadap Kesehatan Fisik dan
Psikologis Remaja
a.dampak fisiologis
1. aborsi
Pengetahuan remaja mengenai dampak
seks bebas masih sangat rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas
ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada
sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan
remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2 anak
hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi 1,5
juta hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil perzinahan,
1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996 penyakit
syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe meningkat 170%
dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal, pelacuran, homoseksual/
lesbian, incest, orgy, bistiability, merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi
industri yang menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar dan disyahkan oleh
undang-undang.
Lebih dari 200 wanita mati setiap
hari disebabkan komplikasi pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman.
Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak
yang membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh
tenaga tidak profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini
memberikan dampak jangka pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi
pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu
kesuburan sampai terjadinya infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri,
perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak
yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap
masyarakat.
2.HIV/AIDS
HIV
berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung
virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan
keringat, air liur, air mata dan lain-lain. Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu
gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala MInor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
3.penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang
manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Kata penyakit menular seksual
semakin banyak digunakan, karena memiliki cakupan pada arti' orang yang mungkin
terinfeksi, dan mungkin mengeinfeksi orang lain dengan tanda-tanda kemunculan
penyakit. Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum suntik
dan juga kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual telah
diketahui selama ratusan tahun.
4.Narkoba
Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
c.
dampak
psikologis
Rasa
bersalah,marah,sedih,sesal,malu,kesepian,tidak punya
bantuan,bingung,stres,benci diri sendiri,benci orang yang terlibat,takut yang
tidak jelas,insomnia,kehilangan konsentrasi,depresi,berduka,tidak punya
pengharapan,cemas,tidak memaafkan diri sendiri,takut hukuman tuhan,mimpi
buruk,merasa hampa,halusinasi.
6. Faktor Penyebab terjadinya seks bebas dikalangan
remaja
Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu :
Ø Kurangnya kasih sayang dari orang tua
Banyak para remaja yang terjerumus pada kenakalan remaja
karena kurangnya ksih sayang dari orang tua mereka. Banyak orang tua yang
terlalu memikirkan pekerjaan mereka dari pada memikirkan keadaan anak-anak
mereka. Sehingga seorang anak merasakan tekanan psikologis pada diri mereka.
Meraka tidak tahu harus berbagi cerita dengan siapa, sehingga saat ada maslah
sering terjerumus dengan hasutan teman-teman mereka.
Ø Kurangnya pengawasaan dari orang tua mereka
Sibuknya orang tua dengan pekerjaan membuat kurangnya
pengawasan pada anak-anak mereka. Sehingga banyak anak-anak sering keluyuran
dan bermainan dengan teman-teman mereka setelah pulang sekolah. Apalagi saat
ini perkembangan teknologi semakin maju. Banyak anak-anak salah persepsi
tentang penggunaan komputer maupun handpone dengan cara yang negatif. Misalnya
: menonton gambar-gambar porno atau video porno yang ada.
Ø Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya
Usia remaja merupakn usia produktif dan sudah mulai mengenal
yang namanya saling menyukai lawan jenis. Pergaulan yang salah bisa membuat
mereka melakukan hal yang senonoh yang tidak seharusnya mereka lakukan. Misal :
sehabis menonton video porno, mereka mempunyai hasrat hawa nafsu yang mendalam
dan pengen melampiaskan kepada lawan jenis mereka sehingga timbul perkosaan
ataupun hubungan sexsual diluar nikah. Ada juga yang terjerumus dengan
minum-minuman keras maupun sampai kenarkoba.
Ø Tidak adanya bimbingan kepribadian yang baik
Sibuknya orang tua membuat kurangnya perhatian bagi seorang
anak dan kurrang bimbingan yang baik. Banyak anak-anak yang menyalahgunakan
kepercayaan orang tua mereka dan terjerumus pada kenakaln remaja. Kurangnya
dasar-dasar agama juga membuat mereka melakukan tindakan yang negatif karena
tidak tahunya pengetahuan agama dalam diri mereka
.
7. Cara remaja bersikap
Hubungan seks di luar pernikahan
menunjukkan tidak adanya rasa tanggung jawab dan memunculkan rentetan persoalan
baru yang menyebabkan gangguan fisik dan psikososial manusia. Bahaya tindakan
aborsi, menyebarnya penyakit menular seksual, rusaknya institusi pernikahan,
serta ketidakjelasan garis keturunan.
Kehidupan keluarga yang diwarnai
nilai sekuleristik dan kebebasan hanya akan merusak tatanan keluarga dan
melahirkan generasi yang terjauh dari sendi-sendi agama.
Sebagaimana apa yang diperingatkan
Alloh dalam surat An-Nur: 21:
”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syetan. Barang siapa yang mengikuti langkah syetan, maka sesungguhnya dia
(syetan) menyuruh perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia
Alloh dan Rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun diantara kamu bersih
dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Alloh membersihkan
siapa yang dikehendaki... (An-nuur (24):21)
Aktifitas seksual pada dasarnya
adalah bagian dari naluri yang pemenuhannya sangat dipengaruhi stimulus dari
luar tubuh manusia dan alam berfikirnya. Meminimalkan hal-hal yang merangsang,
mengekang ledakan nafsu dan menguasainya. Masa remaja memang sangat
memperhatikan masalah seksual. Banyak remaja yang menyukai bacaan porno,
melihat film-film porno. Semakin bertambah jika mereka berhadapan dengan
rangsangan seks seperti suara, pembicaran, tulisan, foto, sentuhan, dan
lainnya. Hal ini akan mendorong remaja terjebak dengan kegiatan seks yang
haram.
Perawatan organ reproduksi tidak
identik dengan pemanfaatan tanpa kendali. Sistem organ reproduksi dalam
pertumbuhannya sebagaimana organ lainnya, memerlukan masa tertentu yang
berkesinambungan sehingga mencapai petumbuhan maksimal. Disinilah letak
pentingnya pendampingan orang tua dan pendidik untuk memberi pemahaman yang
benar tentang pertumbuhan organ reproduksi. Pemahaman remaja berkaitan dengan
organ reproduksinya tentunya ditanamkan sesuai dengan kadar kemampuan logika
dan umur mereka. Dengan demikian remaja tidak akan cemas ketika menghadapi
peristiwa haid pertama, melewati masa premenstrual syndrome dengan aman,
memahami hukum fiqh terkait dengan haid serta peristiwa lain yang mengiringi
masa pubertas remaja.
Remaja juga harus bisa menjaga diri
(isti’faaf). Hal ini mampu dilakukan pada remaja yang mempunyai kejelasan
konsep hidup dalam menjalani hidupnya. Orang tua sejak usia dini harus
menanamkan dasar yang kuat pada diri anak bahwa Alloh menciptakan manusia untuk
beribadah kepada-Nya. Jika konsep hidup yang benar telah tertanam maka remaja
akan memahami jati dirinya, menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya,
mengerti hubungan dirinya dengan lingkungaanya. Kualitas akhlak akan terus
terpupuk dengan memahami batas-batas nilai, komitmen dengan tanggung jawab
bersama dalam masyarakat. Remaja akan merasa damai di rumah yang terbangun dari
keterbukaan, cinta kasih, saling memahami di antara sesama keluarga. Pengawasan
dan bimbingan dari orang tua dan pendidik akan menghindarkan dari pergaulan
bebas, komitmen terhadap aturan Allah baik dalam aurot (pakaian), pergaulan
antar lawan jenis, menghindari ikhtilath dan sebagainya.
8. Pencegahan untuk menanggulangi seks bebas
Bagi orang tua lebih memperhatikan
pergaulan pada anaknya, tetapi tidak terlalu mengekang anak untuk bermain
dengan teman sebayanya karena malah membuat psikologi seorang anak menjadi
tertekan. Sebagian besar orangtua di jaman sekarang sangat sibuk mencari
nafkah. Mereka sudah tidak mempunyai banyak kesempatan untuk dapat
mengikuti terus kemana pun anak-anaknya pergi. Padahal, kenakalan remaja banyak
bersumber dari pergaulan.
Oleh karena itu, orangtua hendaknya
dapat memberikan inti pendidikan kepada para remaja. Inti pendidikan adalah
sebuah pedoman dasar pergaulan yang singkat, padat, dan mudah di ingat secara
mudah. Dengan memberikan inti pendidikan ini, kemana saja anak pergi ia akan
selalu ingat pesan orangtua dan dapat menjaga dirinya sendiri. Anak menjadi
mandiri dan dapat dipercaya, karena dirinya sendirinyalah yang akan
mengendalikan dirinya sendiri. Selama seseorang masih memerlukan pihak lain
untuk mengendalikan dirinya sendiri, selama itu pula ia akan berpotensi
melanggar peraturan bila si pengendali tidak berada di dekatnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sastro
Winata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi. Obstetri Patologi.
Jakarta : EGC
2.
Arikunto, Suharsimi.
2002.Prosedur pengolahan SAP. Jakarta
: PT Rhineka Cipta
3.
Sastro
Winata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan
Reproduksi. Obstetri Patologi.
Jakarta : EGC
4.
www.google.com\\seks_bebas\
diakses 10 nov 2012
terima kasih kembali, semoga bermanfaat
ReplyDelete