Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan SAP ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “IMUNISASI”
saya menyadari bahwa SAP ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan SAP ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan SAP ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Mataram
22 Mei 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………. 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………… 2
A. Latar
Belakang……………………………………………………….. 3
B. Tujuan
……………………………………………………………….. 4
1.
Tujuan
Instruksional Umum……………………………………... 4
2.
Tujuan Intuksional Khusus………………………………………. 4
3.
GARIS BESAR MATERI………………………………………. 5
4.
PELAKSANAAN KEGIATAN………………………………... 5
5.
METODE ……………………………………………………….. 6
6.
MEDIA………………………………………………………….. 6
7.
PENGORGANISASIAN……………………………………….. 6
8.
RENCANA EVALUASI (Evaluasi Struktur, Proses, dan
Hasil)... 6
MATERI PEMBERIAN
IMUNISASI
A. PENGERTIAN IMUNISASI……………………………………… 8
B.
TUJUAN IMUNISASI……………………………………………... 8
C.
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI 8
D. JENIS
IMUNISASI………………………………………………… 9
E. CARA KERJA
IMUNISASI MELAWAN PENYAKIT………... 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 13
Topik
: Pentingnya imunisasi
pada anak
Target dan Sasaran
:
Para ibu-ibu
Hari/Tanggal
: -
Waktu
: -
Tempat
: -
A. LATAR
BELAKANG
Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman
(toksin) disebut sebagai antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan
bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali
masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat
anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibodi. Zat
anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya tubuh
memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang
dibentuk.
Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen
yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal
oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman
ganas.
Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk
antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum
mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3
dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi.
Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya
dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal
(imun) terhadap penyakit tersebut.
Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda
terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.
Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi
perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan
kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari
ancaman luar. Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam
tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap
kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus
mendapat suntikan/imunisasi ulangan.
Penyakit cacar
(smalpox) sendiri telah dinyatakan hilang sejak tahun 1979 berkat vaksinasi.
"Vaksinasi adalah penemuan terbesar dalam ilmu kedokteran dan kesehatan
umum," demikian seperti ditulis dalam laporan.
Berdasarkan data dari departemen kesehatan AS, statistik
menunjukkan penurunan penyakit dan kematian. Misalnya saja pada tahun 1936-1945
lebih dari 21.000 orang terinfeksi difteri dan menelan korban jiwa 1.800 orang
tiap tahunnya. Namun kasus penyakit ini sudah tidak ditemukan lagi pada tahun
2006.
Antara tahun 1953 dan 1962, lebih dari 500.000 orang
menderita cacar air tiap tahunnya dan 440 orang meninggal karenanya. Di tahun
2006 hanya ada 55 kasus penyakit cacar air ditemukan.
Penurunan kasus penyakit gondong mencapai 95,9 persen,
tetanus 92,9 persen, dan penyakit pertusis turun 92,2 persen. Kematian akibat
tetanus dan pertusis menurun hingga 99 persen. "Keberhasilan tersebut
terjadi karena program imunisasi untuk anak dan balita yang dicanangkan
pemerintah berhasil,".
Di Indonesia sendiri pemerintah mewajibkan setiap bayi
dan anak mendapat imunusisasi tuberkolosis (BCG), DPT, imunisasi polio, campak,
dan hepatitis B. Selain itu masih ada beberapa imunisasi yang dianjurkan untuk
diberikan, yakni imunusiasi Tipa untuk demam tifoid dan paratifoid, imunisasi
hepatitis A, imunisasi varisela untuk penyakit cacar air, imunisasi HiB untuk
mencagah kuman Haemophylus influenzae penyebab meningitis (radang selaput otak)
B. TUJUAN
1. Tujuan
Instruksional Umum
Setelah mendapatkan
penyuluhan selama 30 menit tentang pentingnya imunisasi
pada anak, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya imunisasi
pada anak sehingga angka kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi pada anak dapat ditekan.
2. Tujuan
Intuksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan
peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali :
a.
Definisi
imunisasi
b. Tujuan imunisasi
c.
Penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi
d. Jenis imunisasi
e.
Cara
kerja imunisasi melawan penyakit
3. GARIS
BESAR MATERI
a.
Definisi
imunisasi
b. Tujuan imunisasi
c.
Penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi
d. Jenis imunisasi
e.
Cara
kerja imunisasi melawan penyakit
4. PELAKSANAAN
KEGIATAN
Acara
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN PENYULUHAN
|
KEGIATAN PESERTA
|
1
|
2 menit
|
Pembukaan
o Penyampaian salam
o Perkenalan
o Menjelaskan topik penyuluhan
o Menjelaskan tujuan
o Kontrak waktu
|
a. Membalas salam
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
d. Memperhatikan
e. Memperhatikan
|
2
|
13 menit
|
Pelaksanaan
o Penyampaian materi mengenai :
o Definisi imunisasi
o Tujuan imunisasi
o Penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
o Jenis imunisasi
o Cara kerja imunisasi
melawan penyakit
o Sesi Tanya jawab
|
Memperhatikan penjelasan dan mencermati materi
|
3
|
3 menit
|
Evaluasi
o Memberikan pertanyaan lisan (menanyakan kembali)
|
Partisipasi aktif
|
4
|
2 menit
|
Terminasi
o Menyimpulkan hasil penyuluhan
o Mengakhiri dengan salam
|
Memperhatikan
Menjawab salam
|
5. METODE
a.
Ceramah
b. Tanya jawab
6. MEDIA
a.
Leaflet
b. Laptop
c.
LCD (Power
Point)
7. PENGORGANISASIAN
Penyaji : -
8. RENCANA
EVALUASI (Evaluasi Struktur, Proses, dan Hasil)
a. Evaluasi Struktur
Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan
dapat digunakan dalam penyuluhan yaitu :
o
Leaflet
o
LCD (Power
Point)
o
Laptop
Evaluasi Proses
o
Proses
penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan memahami
materi penyuluhan yang diberikan.
o
Peserta
penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
o
Selama proses
penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
o
Kehadiran
peserta diharapkan 80% dari kapasitas ruangan yang tersedia dan tidak ada
peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
Evaluasi Hasil
1) Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah
disampaikan dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang
akan diberikan oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan :
o
Sebutkan apa itu imunisasi!
o
Sebutkan tujuan imunisasi!
o
Sebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi!
o
Sebutkan jenis-jenis imunisasi!
2) Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan orang tua serta pengasuh anak peserta
penyuluhan sehingga dapat menurunkan angka kejadian penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
MATERI PEMBERIAN
IMUNISASI
A.
PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah
bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke
dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut
seperti vaksin polio.
B.
TUJUAN IMUNISASI
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan
meningkatkan derajat imunitas, memberikan proteksi imun dengan menginduksi
respons memori terhadap patogen tertentu / toksin dengan menggunakan preparat
antigen non-virulen/non-toksik. Kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi,
potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi, mengingat
efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari faktor yang
mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak.
C.
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
Hingga saat ini terdapat sepuluh jenis vaksinasi yang dapat mencegah terjadinya infeksi
pada anak, yaitu
:
a. Polio
b. Campak
c. Gondongan
d. Rubella
(campak Jerman)
e. Difteria
|
f. Tetanus
g. Batuk
rejan (Pertusis)
h. Meningitis
i.
Cacar air
j.
Hepatitis
B
|
D.
JENIS IMUNISASI
1. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan
akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi
imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta
dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka
tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam
kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :
a.
Antigen
merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna
terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarisa, toksoid atau
virus dilemahkan atau bakteri dimatikan
b. Pelarut dapat berupa air steril atau
juga berupa cairan kultur jaringan
c.
Preservatif,
stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya mikroba
dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d. Adjuvan yang terdiri dari garam
aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.
2. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat
yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
manusia atau binatang yang digunakan untuk mngatasi mikroba yang diduga sudah
masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Dalam pemberian imunisasi pada anak dapat dilakukan
dengan beberapa imunisasi yang dianjurkan antara lain :
a. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG,
pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak,
TBC Milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini
merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan.
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian
imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan (umumnya 2 bulan), akan tetapi pada umumnya
diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudian cara pemberian imuniasi BCG
melalui intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada
daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas.
b. Imunisasi DPT ( Diphteri, Pertusis, dan Tetanus )
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit difteri.Imunisasi DPT ini merupakan
vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat
racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat antibody (toksoid).
Frekwensi pemberian imunisasi DPT adalah 3 kali,dengan maksud pemberian
pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap
vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti,kedua dan ketiga
terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur
2 – 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT
melalui intramuskuler. Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan
efek berat,efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan,demam
sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih empat
jam,kesadaran menurun,terjadi kejang, enselopati, dan shock.
c. Imunisai Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah empat kali.Waktu pemberian imunisasi
polio pada umur 0-11 bulan dengan interval pemberian 4 minggu. Cara pemberian imunisasi
polio melalui oral.
d. Imunisasi Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat
menular.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.Frekuensi
pemberian imunisasi campak adalah satu kali.Waktu pemberian imunisasi campak
melalui subkutan kemudian efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempa
suntikan dan panas.
e. Imunisasi Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg
dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu
pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0 – 11 bulan. Cara pemberian
imunisasi hepatitis ini adalah intramukular.
f. Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, dan Rubela )
Merupakan imunisasi yang digunakan
dalam memberikan atau mencegah terjainya penyakit campak (measles), gondong,
parotis epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman). Dalam imunisasi MMR ini
antigen yang dipakai adalah virus campak strain Edmonson yang dilemahkan, virus
rubella strain RA 27/3 dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi
usia di bawah 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibody
maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan
imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4- 6 bulan atau 9-11 bulan dan
boster dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.
g. Imunisasi Tiphus Abdominalis
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit tifus abdominalis, dalam persendiannya
khususnya di Indonesia terdapat tiga jenis vaksin tifus abdominalis di
antaranya kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan ( vivotif,berna) dan
antigen capsular Vi polysaccharide ( Typhim Vi, Pasteur Meriux ). Pada vaksin
kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2
tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml, pada imunisasi awal dapat diberikan
sebanyak 2 kali dengan interval empat minggu kemudian penguat setelah satu
tahun kemudian. Pada vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk
capsul enteric coated sebelum makan pada hari 1,2,5, pada anak di atas usia 6
tahun dan pada antigen capsular diberikan pada usia di atas dua tahun dan dapat
diulang tiap 3 tahun.
h. Imunisasi Varicella
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit varicella (cacar air).Vaksin varicella
merupakan virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan. Pemberian
vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun di daerah
tropic dan bila di atas usia 13 tahun dapat diberikan dua kali suntikan dengan
interval 4-8 minggu.
i. Imunisasi Hepatitis A
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian imunisasi ini dapat
diberikan pada usia diatas dua tahun. Untuk imunisasi awal dengan menggunakan
vaksin Havrix (isinya virus hepatitis A strain HM175 yang inactivated) dengan 2
suntikan dengan interval 4 minggu dan boster pada enam bulan kemudian dan
apabila menggunakan vaksin MSD dapat dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0,6
dan 12 bulan.
j. Imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B)
Merupakan imunisasi yang diberikan
untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk
polisakarida murbi (PRP : purified capsular polysaccharide) kuman H. Influenzae
tipe B. Antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein-protein
lain seperti toksoid tetanus (PRP-T),toksoid dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau
dengan kuman menongokokus (PRP-OMPC). Pada pemberian imunisasi awal dengan
PRP-T dilakukan dengan tiga suntikan dengan interval 2 bulan kemudian vaksin
PRP OMPC dilakukan dengan 2 suntikan dengan interval 2 bulan kemudian bosternya
dapat diberikan pada usia 18 bulan.
E.
CARA KERJA IMUNISASI MELAWAN
PENYAKIT
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan
antibodi terhadap mikroorganisme tertentu tanpa menyebabkan seseorang sakit
terlebih dahulu. Vaksinasi, zat yang digunakan untuk membentuk imunitas tubuh,
terbuat dari mikroorganisme ataupun bagian dari mikroorganisme penyebab infeksi
yang telah dimatikan atau dilemahkan, sehingga tidak akan membuat penderita
jatuh sakit. Vaksin kemudian dimasukan kedalam tubuh yang biasanya melalui
suntikan. Sistem pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi terhadap vaksin yang
dimasukan ke dalam tubuh tersebut sama seperti apabila mikroorganisme menyerang
tubuh dengan cara membentuk antibodi. Antibodi kemudian akan membunuh vaksin
tersebut layaknya membunuh mikroorganisme yang menyerang tubuh. Kemudian
antibodi akan terus berada di peredaran darah membentuk imunitas. Ketika suatu
saat tubuh diserang oleh mikororganisme yang sama dengan yang terdapat di dalam
vaksin, maka antibodi akan melindungi tubuh dan mencegah terjadinya infeksi.
Belum ada tanggapan untuk "SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENTINGNYA IMUNISASI PADA ANAK"
Post a Comment